422 research outputs found

    Molecular Modelling of Oligomeric States of DmOR83b, an Olfactory Receptor in D. Melanogaster

    Get PDF
    After the discovery of the complete repertoire of D. melanogaster Olfactory Receptors (ORs), candidate ORs have been identified from at least 12 insect species from four orders (Coleoptera, Lepidoptera, Diptera, and Hymenoptera), including species of economic or medical importance. Although all ORs share the same G-protein coupled receptor structure with seven transmembrane domains, they share poor sequence identity within and between species, and have been identified mainly through genomic data analyses. To date, D. melanogaster remains the only insect species where ORs have been extensively studied, from expression pattern establishment to functional investigations. These studies have confirmed several observations made in vertebrates: one OR type is selectively expressed in a subtype of olfactory receptor neurons, and one olfactory neuron expresses only one type of OR. The olfactory mechanism, further, appears to be conserved between insects and vertebrates. Understanding the function of insect ORs will greatly contribute to the understanding of insect chemical communication mechanisms, particularly with agricultural pests and disease vectors, and could result in future strategies to reduce their negative effects. In this study, we propose molecular models for insect olfactory receptor co-receptor OR83b and its possible functional oligomeric states. The functional similarity of OR83b to GPCRs and ion channels has been exploited for understanding the structure of OR83b. We could observe that C-terminal region (TM4-7) of OR83b is involved in homodimer amd heterodimer formation (with OR22a) which suggests why C-terminus of insect ORs are highly conserved across different species. We also propose two possible ion channel pathways in OR83b: one formed by TM4-5 region with intracellular pore-forming domain and the other formed by TM5-6 with extracellular pore forming domain using analysis of the electrostatics distribution of the pore forming domain

    Valuasi Ekonomi Hutan Kota Tebet Jakarta Selatan di DKI Jakarta

    Full text link
    Manfaat dari hutan kota dan taman kota sebagai bagian RTH sering kali diabaikan oleh masyarakat. Valuasi ekonomi menjadi suatu alat untuk menghitung kehilangan nilai manfaat ekosistem hutan kota jika tidak dijaga pelihara kelestariannya. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menghitung nilai ekonomi total hutan kota; (2) mengetahui persepsi masyarakat terhadap kondisi fisik dan non-fisik hutan kota Tebet. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan teknik valuasi ekonomi dan skala likert untuk mengetahui persepsi pengunjung mengenai kondisi fisik dan non-fisik hutan kota. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nilai Ekonomi Total Hutan Kota Tebet sebesar Rp. 1.421.409.894,-/tahun. Hasil analisis kondisi fisik dan non-fisik didapatkan presentase skala likert sebesar 73% dan 85%. Presentase tergolong kelas tinggi yang artinya HK Tebet memliki kondisi fisik dan kondisi non-fisik yang bai

    Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi terhadap Alokasi Pengeluaran Wanita Kepala Rumahtangga di Daerah Istimewa YOGYAKARTA (Analisis Susenas Tahun 2005 dan 2010)

    Get PDF
    Faktor demografis dapat menyebabkan wanita menjadi kepala rumahtangga. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa mereka umumnya miskin. Persentase wanita kepala rumahtangga(WKRT) DIY meningkat pada tahun 2005 dan 2010 sehingga menarik untuk dikaji. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sosial ekonomi wanita kepala rumahtangga dan hubungannya dengan alokasi pengeluaran menurut tipe daerah pada tahun 2005 dan 2010. Data SUSENAS DIY tahun 2005 dan 2010 diolah menggunakan analisis komparasi dan korelasi koefisien kontingensi. Hasil penelitian ini adalah WKRT perkotaan cenderung dewasa muda, belum kawin, ART kecil, berpendidikan tinggi, kegiatan utama bekerja dan sekolah, serta status pekerjaannya formal. WKRT pedesaan cenderung tua/lansia, cerai mati, ART kecil, berpendidikan rendah, kegiatan utama bekerja dan mengurus rumahtangga, serta status pekerjaannya informal. Jumlah anggota rumahtangga tidak berhubungan dengan alokasi pengeluaran rumahtangga. Semakin tinggi tingkat pendidikan dan status pekerjaan WKRT maka alokasi pengeluaran rumahtangganya cenderung untuk non pangan

    Dampak Kegiatan Pertambangan Batubara terhadap Kondisi Sosialekonomi Masyarakat di Kelurahan Loa Ipuh Darat, Tenggarong, Kutai Kartanegara

    Full text link
    Keberadaan kegiatan pertambangan batubara memberikan dampak positif maupun negatif padakondisi sosial-ekonomi masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan 55 responden.Pemilihan responden menggunakan teknik area sampling dan proportional random sampling. Teknikanalisis menggunakan korelasi Kendall Tau-b (taraf signifikan 0,1) untuk melihat hubungan antarafaktor dari diri masyarakat (umur, pendidikan terakhir, dan pendapatan) dengan persepsi masyarakatterhadap keberadaaan kegiatan pertambangan batubara. Hasil penelitian menunjukkan dampak padakondisi sosial-ekonomi memicu timbulnya migrasi, konflik, merenggangnya hubungan kekerabatan,timbulnya praktek prostitusi dan menimbulkan peluang USAha. Peningkatan atau penurunan tingkatpendapatan masyarakat bervariasi berdasarkan mata pencahariannya. Hasil korelasi Kendall Tau-bmenunjukkan bahwa variabel pendapatan dan pendidikan terakhir memiliki hubungan dalampembentukan persepsi masyarakat terhadap dampak fisik. Variabel pendapatan juga memilikihubungan dalam pembentukan persepsi terhadap dampak sosial-ekonomi

    Analisis Willingness To Pay untuk Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Masyarakat Sebagian Desa Sitimulyo dan Bawuran

    Full text link
    Penilaian sumberdaya air di Desa Sitimulyo dan Bawuran dapat dilakukan dengan analisis kesediaan membayar atau WTP. Nilai WTP dipengaruhi oleh faktor potensi sumberdaya air dan faktor sosial ekonomi masyarakat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jumlah kebutuhan air untuk domestik, nilai WTP rumah tangga, dan pengaruh variabel WTP rumah tangga. Metode kuantitatif digunakan dalam analisis hasil wawancara. Wawancara ditentukan dengan metode sistematik sampling. Jumlah kebutuhan air rumah tangga dihitung menggunakan rumus perhitungan konsumsi air, sedangkan nilai WTP dan variabel pengaruh dianalisis menggunakan regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) rata-rata kebutuhan air domestik di sebagian Desa Sitimulyo sebanyak 63 liter/orang/hari dan Bawuran sebanyak 74 liter/orang/hari. Jumlah tersebut lebih besar dari nilai Standar Nasional Indonesia (SNI) sebanyak 60 liter/orang/hari. (2) Nilai WTP manfaat air sebesar Rp Rp 4.100/m3 untuk Sitimulyo dan sebesar Rp 4.300/m3 untuk Bawuran. Nilai WTP untuk keberlanjutan sumberdaya air yaitu sebesar Rp 4.100/m3 untuk Sitimulyo dan sebesar Rp 4.400/m3 untuk Bawuran. Nilai tersebut lebih besar dari WTP standar yaitu Rp 3.900/m3 dan harga air PDAM Rp 2.500/m3. (3) Variabel yang berpengaruh signifikan terhadap nilai WTP rumah tangga ialah jumlah anggota rumah tangga dan sumber air

    Industri Genteng Di Desa Sidoluhur Kecamatan Godean Kabupaten Sleman

    Full text link
    Desa Sidoluhur sebagai salah satu contoh pusat industri kecil dan rumah tangga dalam pembuatan genteng yang jumlahnya mencapai 416 unit. Penelitian ini menggunakan pendekatan ekologikal karena memanfaatkan tanah liat sebagai bahan baku dan pengaruh kondisi lingkungan terhadap proses produksi. Penelitian menggunakan metode survei. Responden dalam penelitian ini adalah pengusaha industri genteng di Desa Sidoluhur dengan pertimbangan bahwa wilayah dimana masing-masing bagian terambil sampelnya secara acak disetiap dusun. Jumlah responden yang diambil dengan menggunakan metode proporsional random sampling yaitu sebesar 81 pengusaha. Metode analisis yang digunakan adalah statistika deskriptif dengan dibantu tabel frekuensi dan statistik inferensia dengan dibantu tabel silang dan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Desa Sidoluhur menunjukan karakteristik skala industri rumah tangga. (2) Faktor produksi yang paling berpengaruh terhadap jumlah produksi yaitu modal. (3) pendapatan pengusaha dari industri genteng menjadi kemampuan andalan perekonomian pengusaha sebesar 78,75 % dalam pendapatan total pengusaha
    • …
    corecore